Jumat, 08 Oktober 2010

Shalat Khusuk Itu Mudah

Gimana belajar shalat yang khusuk
Gimana menikmati shalat
Gimana ...
Lebih lanjut baca ini

Selasa, 21 September 2010

Maaf, Sulitkah Memaafkan ?


Setelah selesai menunaikan ibadah haji, Abu Hafshin Al-Haddad kembali ke Baghdad, Sahabat-sahabat Junaid menyongsong kedatangannya.

  "Oleh-oleh apakah yang kau bawa untuk kami?", tanya Junaid kepadanya.
  "Yang hendak kukatakan inilah oleh-olehku", jawab Abu Hafshin Al-Haddad. 
  
  " Mungkin sekali diantara sahabat-sahabat kita ada yang tidak sanggup menghadapi kehidupan ini seperti yang seharusnya. Jika tingkah lakunya kepadamu kurang cocok, carilah ke dalam dirimu sebuah alasan untuk memaafkannya, lalu maafkanlah kesalahannya itu. Bila debu salah paham tak dapat dihilangkan karena maaf itu, sedang kau berada di pihak yang benar, cari pula alasan untuk memaafkan lalu maafkan perbuatannya itu.   
  
  Apabila debu salah paham tetap tak dapat dihilangkan, cari pula alasan lain walau sampai empat puluh kali. 
  Apabila debu itu tak dapat dihilangkan, sedang engkau berada di pihak yang benar, dan keempat puluh alasan itu tidak dapat mengimbangi kesalahan yang telah dilakukannya terhadap dirimu, maka duduklah dan berkatalah kepada dirimu sendiri: "Betapa keras kepala dan betapa angkuhnya engkau! Saudaramu telah mengajukan empat puluh alasan agar kesalahannya dimaafkan, tetapi engkau tidak dapat menerima alasan-alasan itu dan tetap membenci dia. Aku berlepas tangan terhadapmu. Engkau tahu apa yang kau inginkan, berbuatlah sekehendakmu".
  
  Junaid sangat kagum mendengar kata-kata itu.
  " Tetapi siapakah yang mempunyai kekuatan seperti itu"' Junaid bertanya kepada dirinya sendiri.

Catatan:
* Dikutip dari buku: Fariduddin Al-Attar, Warisan  Para Awliya, Penerbit Pustaka, hal.250-260
 ( berisi cerita tentang kaum sufi dan buah pikirannya)
* Abu Hafshin 'Amr bin Salam al-Haddad (meninggal th 879 M) adalah seorang pandai besi di kota Nishpur, berkunjung ke Baghdad dan  bertemu dengan Junaid (meninggal th. 910 M) yang kagum menyaksikan pengabdiannya kepada Allah. Kedauanya adalah tokoh sufi.